Pandemi Covid-19 membawa “berkah” tersendiri bagi KSO Terminal Petikemas Koja (KSO TPK Koja) karena mendorong pemanfaatan teknologi informasi (TI) yang mulai masif diterapkan di seluruh unit kerja perusahaan. Hasilnya, kinerja operasional dan bisnis perusahaan pun mengalami peningkatan signifikan.
Demikian disampaikan Kemas Maulana Suri selaku Manajer Informasi KSO TPK Koja saat mengikuti Wawancara Penjurian TOP Digital Awards 2022 via daring, Senin (24/10/2022).
TOP Digital Awards adalah ajang pembelajaran dan penghargaan bidang TI tingkat nasional, diselenggarakan majalah It Works sejak tahun 2016 bekerjasama dengan sejumlah asosiasi dan lembaga konsultan TI dan Telco. Tema yang diangkat dalam TOP Digital Awards 2022 ini adalah “The Strategic Impact of Digital Transformation in Business and Government.”
Transformasi Digital TPK Koja
“Semenjak tahun 2020, KSO TPK Koja memulai digitalisasi, karena salah satunya dampak pandemi yang membuat perubahan-perubahan transaksi. Terutama untuk pengguna jasa yang selama ini datang ke TKP Koja untuk bertransaksi secara manual, maka sejak pandemi kemarin, tanpa kita tawarkan mereka (mitra) yang meminta bagaimana caraanya transaksi online. Bagaimana pegawai dan karyawan mereka tidak kontak dengan kita, karena mereka sangat khawatir dengan kontak manusia,” ungkap Kemas.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa sejak transformasi digital diterapkan di setiap unit kerja, kinerja operasional dan bisnis perusahaan mengalami peningkatan signifikan, khususnya sejak tahun 2020.
“Di 2020 kami melakukan perubahan, pelayanan beralih ke online dan website. Pada saat itu, transaksi billing berubah sekitar naik 70 persen. Walaupun ada beberapa, sekitar 30 persen, masih melakukan transaksi manual karena dokumen-dokumennya yang masih manual, belum ada online-nya,” terangnya.
Selanjutnya pada tahun 2021, KSO TPK Koja melanjutkan transformasi dan mencapai transaksi billing 95 persen dilakukan secara online serta membuka multi platform digital.
“Pindo Deli (importir) melakukan prototype perdana untuk transaksi e-EIR (electronic- Equipment Interchange Receipt) dimana sopir tidak perlu mengambil kerta EIR saat gate out. Manfaatnya, efisiensi penggunaan kertas dan printer,” tutur Kemas.
“Kami juga mencoba membuka semacam layanan multi platform digital, bekerja sama dengan e-commerce. Jadi kita membuka salah satu layanan seperti itu supaya pengguna jasa tidak perlu selalu mengunakan mobile maupun website, tapi bisa membuka (menggunakan) platform digital lain yang sudah terintegrasi dengan (sistem) kita,” terangnya.
Tahun 2022, Pelaksana Penataan Pelayanan Pelabuhan di Tanjung Priok secara digital yang diinisiasi oleh pemerintah (Otoritas Pelabuhan), seperti penggunaan Single TID, Rencana Truck Booking System, Penggunaan OCR (Optical Character Recognize). Ini untuk mengidentifikasi kontainer-kontainer yang masuk ke terminal (sudah tersistem secara digital).
Tahun 2023, semua transaksi diarahkan ke digital, seperti penggunaan VMT di QC (Quay Crane) yang selama ini masih menggunakan komunikasi via HT (Handy Talky).
“Bongkar muat selama ini menggunakan HT sebagai alat komunikasi instruksi kerjan, ini akan kami ubah menjadi semacam display sehingga si operator itu tidak mesti komunikasi via HT, tapi cukup melihat layar display tablet 10 inch yang ditampilkan pekerjaanya (jobdesk-nya),” Kemas menerangkan.
Kemudian rencana tahun 2024, KSO TPK Koja akan terhubung dengan stakeholder (Pemerintah, Pemilik, Pengguna Jasa, Perusahaan, Lingkungan). “Insyallah tahun 2024, terhubung ke semua stakeholder. Dengan adanya injection (dukungan) dari pemerintah semua akan lebih cepat berkolaborasi dengan pelabuhan secara online,” tegas Kemas meyakinkan para dewan juri.
Pada tahun 2025, targetnya KSO TPK Koja menjadi pelaku ecosystem dunia dengan layanan terintergrasi.
Digital Culture
Untuk melakukan semua rencana transformasi digital tersebut, Kemas menyakini bahwa itu bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh sebab itu, pihaknya berupaya untuk membangun budaya kerja berbasis digital (digital culture) untuk menjalankan setiap misi perusahaan.
Salah satunya, memberikan edukasi dan pelatihan kepada karyawan secara online tanpa terbatas ruang dan waktu. “Ini adalah salah satu yang mengarahkan kami ke digital, yaitu SDM kami melakukan training melalui video dan e–learning.
“Saat ini, kami sudah melakukan training-training dimana modulnya sudah dimasukan di website. Jadi karyawan kami traningnya bisa kapan saja dan dimana saja dan waktunya juga tak terbatas dengan melihat modul-modul e–learning,” paparnya.
Tak hanya itu, dalam membangun digital culture, KSO TPK Koja juga sudah melakukan transformasi digital untuk setiap transaksi dan aktivitas bisnis. “Kami melakukan layanan elektronik misalnya dari tiket dan pembayaran transksi. Kami juga sudah melakukan pemotongan pajak secara online, secara aplikasi.
Inovasi Digital
Komitmen transformasi digital KSO TPK Koja, lanjut Kemas, terus dilakukan melalui inovasi digital yang sudah dilakukan sejak tahun 2020, antara lain:
Transaksi Online via Mobile dan Website, diterapkan sejak tahun 2020, yaitu pengurusan transaksi e-ticket via Mobile dan Website. Dengan fitur unggulan dapat menghemat waktu dan biaya karena pengguna jasa tidak perlu lagi datang keterminal untuk cetak e-ticket.
Kerjasama Transaksi Online dengan platform digital, diterapkan sejak tahun 2021. Inovasi tersebut merupakan upaya perluasan pilihan transaksi untuk pengguna jasa. Membuka bisnis baru untuk forwarder dan pengurusan jasa kepelabuhanan. Melalui inovasi tersebut, perusahaan mendapatkan manfaat tambahan pendapatan setiap transaksi yang dikenakan biaya Rp 7000 per container yang dibayarkan oleh platform digital.
Sebagai informasi, Terminal Petikemas Koja atau disingkat TPK Koja bentuknya Kerja Sama Operasi atau KSO. Begini sejarah singkatnya, perkembangan Indonesia di awal tahun 1990-an membawa meningkatnya kegiatan ekspor dan impor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dua terminal kontainer yang ada saat itu, tidak mampu lagi untuk menangani besarnya volume kontainer.
Untuk memenuhi pesatnya peningkatan kebutuhan terhadap layanan penanganan kontainer, BUMN PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bekerja sama dengan perusahaan swasta, PT Hutchison Ports Indonesia (sebelumya bernama PT Ocean Terminal Petikemas yang merupakan kelanjutan dari PT Humpuss Terminal Petikemas), bersama-sama membangun terminal baru, yaitu Terminal Petikemas Koja yang disingkat TPK Koja. Dua perusahaan ini juga membentuk Kerja Sama Operasi (KSO) untuk menangani operasional harian terminal baru itu.
(dikutip dari ItWorks.id – https://www.itworks.id/55190/top-digital-awards-2022-transformasi-digital-mendorong-peningkatan-kinerja-operasional-dan-bisnis-kso-tpk-koja.html)
]]>